Friday, September 11, 2020

Kata - Kata Kasar (The Tabooness of Profanity)


"Kok kamu ngomong kasar kayak gitu sih?"
"Jaga dong mulutmu!"
"Kok kowe misuhan seh?"
"Why do you cursed like that? I thought you're always a polite guy."

Shut yo ass up boi..

Goddamn..! first of all, Being Polite isn't a Personality! It's a Social Skill.
Secondly, using profanity Doesn't automatically make you a bad person.

ketiga, kenapa kalian sangat terobsesi dengan kata kata lembut? kenapa sebegitu khawatir kalau kosa kata akan menyakiti hati kalian? kenapa penggunaan kata kata kasar sebegitu tabunya.. kenapa kalian langsung menilai karakter seseorang cuma dari segi bahasanya? "Omonganya kasar, pasti orang nggak bener! salah pergaulan."


I beg your punten...

Hey... Koruptor koruptor bahasanya formal dan sopan lho inget? kasus kasus Penipuan yang pernah terjadi juga nggak pernah menggunakan kata kata kasar, mereka malah menggunakan bahasa formal yang bagus dan persuasif. kamu bisa aja ketemu pembunuh berantai yang fasih menggunakan krama inggil.

Dalam tulisan ini aku nggak bakal peduli soal penggunaan bahasaku, Fuck it..
Beside, I never use profanity to intentionally hurt anyones feeling, I only use it to emphasize the point of my opinion and my emotion.

Masyarakat terlalu fokus pada diksi atau pemilihan kosa kata dari pada memperhatikan kadar empati mereka. faktanya, Dimanapun kapanpun, orang orang menyakiti hati satu sama lain menggunakan bahasa yang baik, bahasa yang standard, bahasa yang baku.

Nggak percaya? coba sekarang ingat ingat hal hal menyakitkan dan menyinggung apa saja yang pernah dikatakan oleh seseorang padamu? I'm pretty sure they were spoken in proper standard regular daily language? Right? they didn't even use profanity!



Seolah menjadi hal yang biasa dalam masyarakat untuk mengucapkan sesuatu yang menyakiti perasaan orang lain, fine fine aja, selama nggak menggunakan kata kata kasar.

Normal banget denger orang ngomong hal kayak "Eh di foto kamu mesti pendek sendiri ya?" atau "Kok kamu bisa kerja di situ sih, punya orang dalam ya?." dan itu dianggap biasa biasa aja. tapi begitu denger "Anjing panas banget sih Surabaya...Cok rasane pingin mudo ae, asu asu.." pasti langsung dikomen "Mas mulutnya ya.." 



like... am I the only one who think this isn't right?


"Mulutmu penuh dusta tak bisa diam
Gemar ghibah, perilaku hina tiada padam
Hidup memakan tempat tiada segan
Napasmu menyianyiakan udara yang penuh kesegaran
selayaknya kamu memohon maaf pada pepohonan
suaramu menyiksa bagai nada tak beraturan
sepatutnya mohon ampun pada semua orang
yang pernah mendengarmu bergumam"

See, I can even insult you with a poem.

"Damn.. You look beautiful as fuck girl!
those bitches must be envy your look so bad.
You gotta be grateful for that, that's a fuckin' gift."

and give you a compliment with not so beautiful choice of words...

intinya apa sih nulis ginian?
Jangan mudah menilai seseorang karena pemilihan kata yang digunakan, dia bisa jadi penipu dengan bahasa sopan, atau orang baik dengan kata kata kasar.
kedua, hilangkan ketabuan akan kata kata kasar, dan fokus ke konteks pembicaraan
mari latih empati karena kita terbiasa menyakiti hati orang lain dengan bahasa yang baik dan benar.





Monday, September 2, 2019

Kalimat Nista #9

Yang hidup disudut langit Culas menatap tiada renjana Memandang wujud pahit Sirna seketika semua tawa Merangkul kebencian Mengutuk para insan Hidup mu Sekumpulan langkah yang salah Dirangkai sebagai cerita Pertunjukan dungu tiada suka Salah siapa

KAlimat Nista #8


Enyah dari hadapan Enyah dari pikiran Diri bukan konsultan Kau bukan juga sultan Lecuali dirimu berkenan Dengan masukan setan Alir kan memuakan Namun pikir kan terjelaskan Dihadapan pahit kehidupan Tak kemari tuk senyuman Ataupun hujatan Sekedar mengingatkan

Kalimat Nista #7


Setia bersamaku Lekat menemaniku Terimakah kau terimakasihku? Perlu kah ku mengutukmu? Siapa diriku tanpamu? Kau bagian jiwaku Oh wahai hantu Memori masa itu Penjara kesadaranku Datang bagai tamu Melekat bagai candu Akankah pamit berlalu?

Kalimat Nista #5


Menatap dari sisi lain dunia Mendengar dari sudut lain realita Merasa dengan lain indera Berfilsafat dijalan penuh tanya Berjalan ke lain arah Benci menjadi beda Tak ingin menjadi sama Hidup tanpa gairah Matipun kan terasa hampa

Kalimat Nista #4


Kalian mahluk rendah Hidup tanpa pikir maupun resah Kecuali perkara desah Terlena dunia lupa amanah Berjalan layaknya bedebah Matipun tanpa rasa bersalah Diri ini tak ingin sama Namun ingin kutikam keluarkan darah

Kalimat Nista #3


Mulutmu penuh Nista Tapi merasa paling dekat pada sang pencipta Bukankah ajaranya untuk cinta sesama manusia Kau berpijak di atas egomu semata

Kata - Kata Kasar (The Tabooness of Profanity)

"Kok kamu ngomong kasar kayak gitu sih?" "Jaga dong mulutmu!" "Kok kowe misuhan seh?" "Why do you cursed ...